Jakarta - Anggota DPR dinilai tidak pantas menjadi pahlawan nasional. Gaya hidup mewah dan sikap pragmatis mereka tidak layak ditiru rakyat.
"Tidak hanya nila setitik di DPR, seratus titik, atau 560 titik, belanganya jauh lebih kecil. Kalau mewakili rakyat tapi pakai mobil Bentley itu sudah tidak bisa menjadi pahlawan," kata Budayawan Radhar Panca Dahana.
Hal itu disampaikan Radhar dalam Polemik Sindo Bertajuk "Apa dan Siapa Pahlawan", di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11/2011).
Masa pengabdian anggota DPR rata-rata juga tidak panjang sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan untuk rakyat.
"Kalau waktunya cuma 5-10 tahun bagaimana mau jadi pahlawan? Bagi saya kita cuma punya pahlawan di zaman revolusi," ujarnya.
"Kalau nyari pahlawan ya dikuburan. Harusnya sudah mati. Kalau masih hidup bisa melakukan pengkhianatan terhadap nilai-nilai kepahlawanan," kata Radhar.
Pandangan senada disampaikan oleh Budayawan Indra Piliang. Menurutnya banyak stigma negatif yang menyulitkan publik berpikiran positif terhadap DPR.
"Sekalipun bekerja sekarang misalnya menghasilkan 200 Undang-undang, kita belum tentu perlu memberikan penilaian positif," kata Indra.
Pandangan tersebut dibantah anggota Komisi X DPR dari PPP Reni Marlinawati. Menurutnya banyak anggota DPR yans masih bisa dipercaya.
"Saya yakin masih banyak anggota DPR yang punya kredibilitas, integritas. Jangan selalu berprasangka buruk. Bahwa periode ini bagi DPR adalah pelajaran berharga. Jadi jangan menyalahkan siapa pun," protes Reni.
sumber : www.detiknews.com